Siomay


Siomay

Oleh : Neneng Sumarni


Siomay Bandung, jajanan jalanan yang kini telah menembus meja resepsi di gedung-gedung. Tak kalah bersaing dengan kuliner buatan cheff tersohor. Cita rasanya khas. Balutan bumbu kacang tanah, kecap, dan jeruk limau, sangat menggugah selera. Kandungan nutrisi siomay cukup memenuhi kebutuhan gizi tubuh.

Siomay Bandung, sekarang tidak hanya ada di Kota Kembang. Kehadirannya sudah ada hampir di tiap daerah di Jawa Barat. Mulai dari pedagang kaki lima yang mangkal di jongko-jongko sampai pedagang keliling yang menggunakan sepeda atau sepeda motor. Kota dan desa sudah mengenal siomay.

Siomay merupakan salah satu makanan favoritku. Bisa disantap di sepanjang musim. Kala kemarau tiba atau musim penghujan datang, siomay tetap bisa dinikmati. 




#Kota Padi, 03-04-2020#Belajar Menulis G8

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bayi

Omjay ini tulisanku tentang foto bayi yang dishare di group menulis gelombang 8.  Bayi Mungil Oleh : Neneng Sumarni Bayi baru lahir yang lucu, sehat dan menggemaskan. Terbayang aroma telon yang segar menyeruak dari tubuh bayi mungil itu.   Bayi itu mengingatkan aku pada masa lalu manakala aku melahirkan ketiga buah hatiku. Derita sebelum melahirkan musnah sudah ketika melihat dan menimang bayiku sesaat setelah melahirkan. Senyum bahagia dan puji syukur pada Alloh atas karuniaNya yang tak terhingga. Betapa maha Kuasa Alloh. Dari bayi yang tak berdaya bisa menjelma menjadi manusia-manusia cerdas, tangguh, hebat, dan kuat. Tentunya setelah melalui proses dan tahap pertumbuhan serta perkembangannya. Bayi mungil menjadi harapan bagi kedua orangtua. Kelak dewasa menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. Yang akan menghantarkan kedua orang tua ke syurgaNya nanti di yaumil akhir, insyaalloh. #Kota Padi, 03-04-2020# Belajar Menulis G8
Baca selengkapnya

Mie Ayam

Semangkok Bakso, Mie Ayam, dan Jus Jeruk Oleh : Neneng Sumarni Corona atau Covid 19 sejenis wabah yang sedang merajalela di seluruh dunia. Tak terkecuali negara maju seperti Amerika. Semua terkena efek dan imbas dari serangan Si Covid 19. Begitu ganasnya wabah ini sehingga pemerintah menyerukan Lokcdown di daerah-daerah yang berstatus zona merah. Tak terasa waktu berlalu. Hampir memasuki pekan ketiga diberlakukan Lockdown. Semua aktifitas Sembilan puluh lima persen dilakukan di rumah. Mulai dari kegiatan belajar, mengajar, menyelesaikan pekerjaan kantor dan ibadah. Tak ada lagi kumpul-kumpul di pos ronda, celoteh dengan tetangga sambil mengerumuni Emang tukang sayur, kajian ustadz di majelis taklim, dan sholat berjamaahpun tak dilakukan di masjid. Aku yang hidup di pedesaanpun merasakan betapa kondisi lingkungan yang mulai senyap. Sekitar terasa sepi dan sunyi, meski di siang hari. Awal bulan, biasanya pergi bareng keluarga untuk sekedar nongkrong di kedai bakso langgan
Baca selengkapnya